PADANG — Fenomena LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender-red), sudah dirasakan massive, terstruktur, dan sistemik dirasakan masyarakat Indonesia, bahkan dukungan terhadap LGBT datang berbagai kelompok organisasi di Indonesia dan juga PBB.
Untuk itu perlu ada upaya secara massive, terstruktur, dan sistemik pula untuk menangkal faham LGBT itu yang dilakukan secara komprehensif dengan seluruh stageholder khususnya di ranah minang.
Demikian disampaikan Direktur Bimbingan Masyarakat Polda Sumbar yang diwakili AKPB Kalsum usai sosialisasi bahaya LGBT kepada ratusan dai Muhammadiyah di Gedung Dakwah Muhammadiyah Sumbar, Rabu, (11/5/2016).
Sosialisasi bahaya LGBT yang terselenggara berkat Polda berkerjasama Muhammadiyah Sumbar yang dihadiri 100 dai Muhammadiyah dan angkatan muda Muhammadiyah Sumbar.
Dit Binmas Polda Sumbar yang diwakili AKPB Kalsum mengatakan Polda Sumbar menggalang sinergi dengan Muhammadiyah karena Muhamamdiyah gudangnya para dai, Polda Sumbar melakukan penyuluhan hukum dengan pendekatan hukum dan kamtibmas sedangkan dai sebagai ujung tombak menyampaikan program Polda Sumbar kepada umat melalui metode dakwah, “Ini sinergi yang sangat baik dari segi jasmani dengan menanamkan kesadaran hukum dari polda sedangkan ruhaninya dengan pendekatan persuasif dari para dai yang berdakwah dari majelis ke majelis dan masjid ke masjid,” ujarnya.
“Ini kali pertama kita melakukan kerjasama dengan Muhammadiyah dengan mengangkat issue LGBT, saya berharap Dai Muhammadiyah ini bisa menyebarluaskan informasi LGBT kepada masyarakat luas agar LGBT bisa diminilisir dengan menggunakan pendekatan persuasif dan bukan represif,” tegasnya
Selain itu, Dia juga mendukung adanya forum sahabat LGBT sebagai wadah pembinaan LGBT agar kembali ke Al-Quran dan sunnah yang terdiri dari para dai dan pihak polda Sumbar, psikolog dan pelaku penyelamat LGBT. Kita akan coba membicarakan ini lebih jauh lagi, sehingga hasilnya bisa optimal nantinya.
Wakil Ketua PW Muhammadiyah Sumbar, Drs Solsafad Rustam mengatakan “LGBT bukan faktor keturunan maupun Hak Azasi manusia, melainkan suatu penyakit dan bisa disembuhkan,” pungkasnya.
Makanya, kita hadir di gedung dakwah Muhammadiyah Sumbar ini untuk mengembalikan para pelaku LGBT kembali kepada fitrahnya, kami sedang menggagas pembentukan sebuah komunitas yang menghimpun anggota non-heteroseksual (terjerat kasus LGBT-red) yang ingin hijrah kembali ke fitrahnya.
Ketua Majelis Tabligh PW Muhammadiyah Sumbar, Abdul Salam mengajak para dai Muhammadiyah dan polda Sumbar agar menggagas dibentuknya garda mubligh sahabat LGBT, penanganan LGBT bukan dengan represif melainkan sebuah tindakan persuasif karena LGBT adalah penyakit yang harus disembuhkan.
Lanjutnya, Alquran merupakan obat yang manjur mengatasi LGBT. Obat itu satu-satunya dan tidak bisa diobati dengan yang lain.
pada intinya kita menolak adanya LGBT di Ranah Minang, kita juga mendesak pemerintah agar membuat perda tentang LGBT dan mengdepankan cara-cara persuasif dalam peneyelesaian masalah LGBt dan perilaku menyimpang lainnya. (RI-minangkabaunews)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar